Cara Mengendalikan Rayap

Share this history on :


ADA yang bilang, rayap bekerja 24, jam. 7 hari seminggu, dan 34 minggu dalam setahun. Tidak pernah berhenti menggerogoti kayu. Dengan makanan itu, rayap tumbuh sehat
, mencerna selulosa yang dikandung kayu dan dedaunan mati. Selulosa adalah polisakarada karbohidrat dari beta-glukosa yang kaya energi. Kawanan rayap akan terus mencarinya di mana pun tinggal. Karena yang diincar adalah kayu mati, manusia patut waspada, terutama yang rumahnya mayoritas tersusun dari kayu. Rayap sanggup meruntuhkan bagian rumah atau gedung sekalipun.
Karenanya, demi keselamatan gedung, setiap bangunan harus tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan gangguan alam. Seperti, gempa bumi, longsor, dan serangga perusak. dalam hal ini rayap. Untuk bisnis properti rayap merupakan musuh utama. Serangga ini tak kenal kompromi dan melihat kepentingan manusia. Koloni ini dengan mudah merusak mebel, buku-buku, kusen kayu, dan lainnya.
Faktor pendorong serangan rayap ini, biasanya banyaknya kayu yang tertimbun dalam tanah saat pembangunan. Lalu, adanya celah pada fondasi tembok, sistem ventilasi kurang baik, kayu terhubung langsung dengan tanah, hingga kondisi biofisik tapak bangunan yang menguntungkan kehidupan rayap. Maka, rayap sangat potensial menjadi serangga hama merugikan. Maka, untuk menghindari atau meminimumkan kemungkinan terjadinya serangan rayap, Rudy C Tarumingkeng PhD, guru besar Institut Pertanian Bogor memberikan beberapa trik, yaitu:
  1. Hindari adanya bahan kayu seperti sisa tunggak pohon di sekitar halaman,bangunan, yang berpotensi menjadi sumber infeksi rayap. Begitu juga pohon-pohon tua yang sebagian jaringan pohon maupun akarnya telah mati. Sebab ini merupakan sumber makanan rayap dan dapat menjadi lokasi sarang perkembangan koloni rayap.
  2.  Hindari kontak antara tanah dengan bagian-bagian kayu dari bangunan. Walaupun cara ini tidak mutlak mampu mencegah serangan rayap karena rayap mampu membuat terowongan kembara di atas tembok,  lantai, dan dinding untuk mencapai obyek kayu makanannya. Tetapi bagi bangunan sederhana cara ini dapat memperlambat serangan rayap, dan adanya terowongan dapat dideteksi.
  3. Pergunakan kayu yang awet, seperti bagian teras kayu jati, atau kayu yang telah diawetkan dengan bahan pengawet anti rayap. Untuk kayu yang digunakan di bawah atap jenis garam pengawet seperti garam wolman dengan retensi yang cukup telah memadai. Sedangkan bagi kayu di luar bangunan diperlukan bahan pengawet larut minyak seperti  kreosot
  4. Cara paling efektif adalah melindungi bangunan dengan cara membuat “benteng” kuat terhadap rayap di bagian fondasi. Caranya, mencampur bahan fondasi dengan termitisida atau memperlakukan tanah di bawah dan di sekitar fondasi dengan termitisida yang tahan pencucian serta memiliki afinitas dengan tanah.
  5. Jika bangunan telah terserang, gunakan cara pengendalian yang ramah lingkungan, seperti pengumpanan dan pengendalian koloni dengan menggunakan insektisida penekan pertumbuhan kutikel seperti heksaflumuron.

0 kometar:

Posting Komentar

© 2009 - ALL IN ONE | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top
Kembali lagi ke atas